Perkembangan Sosial Anak Usia SD


Unsur-Unsur Perkembangan Sosial Pada Anak Usia SD
  • Perkembangan Kepribadian
Salah satu unsur perkembangan sosial adalah perkembangan kepribadian. Eric Erikson dalam (Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (2009: 70)), seorang ahli teori psikoanalisis, memandang perkembangan identitas anak sebagi cerminan dari hubungan dengan orang tua dan keluarga di dalam konteks yang lebih luas tentang masyarakat.
Guru yang berpikir tentang perilaku anak-anak di dalam terminologi Erikson akan merencanakan program yang menyediakan banyak peluang untuk anak-anak untuk membangun kepercayaan untuk membuat berbagai macam pilihan serta merasakan sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri. Buzelli dan Memfile menyatakan bahwa membangun sebuah persahabatan adalah penting dalam tujuannya untuk membangun sebuah kepercayaan. Membantu anak-anak untuk mengenali kebutuhan dan perasaan mereka sendiri merupakan hal yang penting di dalam membangun kepercayaan. Anak harus merasakan bahwa gagasannya adalah gagasan yang baik dan orang lain menghormati gagasan itu. 
  • Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri dikembangkan secara bertahap. Anak mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang individu yang terpisah dari orang lain selama beberapa tahun. Melalui interaksi pertama anak dengan orang tua dan keluarga dan kemudian dengan orang lain diluar keluarga tersebut, anak secara berangsur-angsur mulai mengembangkan suatu konsep mengenai siapa meraeka dan seperti apa mereka.
  • Peran Dari Permainan
Pengalaman bermain sangat penting di dalam perkembangan sosial dan emosional dari anak-anak. Anak-anak dapat “memainkan” berbagai peran dan perilaku serta mendapatkan umpan balik tentang kecocokan dari perilaku dalam bermain. Mereka dapat memainkan “peran pemarah” atau “sebagai bayi” dan menemukan tanggapan apa perilaku yang mereka timbulkan dalam suatu situasi yang tidak dikondisikan. Mereka dapat juga “memainkan “ berbagai peran dari orang dewasa. 
  • Hubungan Sosial Dan Keterampilan Sosial
Anak belajar tentang kepuasan dari melakukan suatu tugas sampai hal tersebut diselesaikan dan menggunakan keterampilannya untuk melaksanakan semua tugas sesuai dengan harapan orang lain dan dirinya sendiri.
Riset yang berkelanjutan dilakukan untuk menekankan pentingnya perkembangan pembangunan sosial bagi anak-anak. Ullmann (1957) dalam (Konsep Dasar PAUD (2009:73)) menemukan bahwa anak-anak yang tidak disukai oleh lingkungna memiliki kemungkinan gagal di dalam sekolah mereka; Roff dan Sells (1968) dalam (Konsep Dasar PAUD (2009:73)) menemukan bahwa anak-anak yang tidak disukai di lingkungan lebih mungkin terlibat dalam perilaku pelanggaran ketika mereka beranjak remaja. Studi ini menggaris bawahi tentang pentingnya menbantu anak-anak belajar untuk mengambil bagian di dalam hubungan sosial. Anak-anak yang gagal di dalam hubungan sosial pada dasarnya dikarenakan mereka tidak mampu meneliti situasi dan menentukan perilaku mana yang perlu diubah. 
Keterampilan sosial sebagi suatu “kemampuan untuk menilau apa yang terhadi dalam suatu situasi sosial; keterampilan untuk merasa dan dengan tepat menginterpretasikan tindakan dan kebutuhan dari anak-anak di kelompok bermainan; kemempuan untuk membayangkan beramacam-macam tindakan yang memungkinkan dan memilih salah satu yang paling sesuai”. Anak-anak yang berhasil dan populer secara sosial seringkali menunjukkan kemampuan ini, sedangkan anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang rendah memerlukan instruksi yang langsung dengan cara modelling, memainkan peranan, atau penggunaan boneka untuk membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan ini.
Para guru dan orang tua mempunyai kaitan dengan perkembangan di dalam anak-anak tentang perilaku prososial. Perilaku prososial dapat dikembangkan melalui kondisi-kondisi tertentu, seperti:

1. Anak-anak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pemeliharaan orang dewasa yang secara individu penuh perhatian.

2. Anak-anak dapat mengidentifikasi perasaan (mereka sendiri dan perasaan orang lain).
3. Anak-anak dapat menunjukkan kepada orang dewasa siapa yang dapat memperagakan perilaku yang prososial.
4. Peluang anak-anmak yang telah bereaksi terhadap situasi yang nyata dimana perilaku prososial adalah merupakan perilaku yang sesuai.
5. Anak-anak telah didukung untuk berpikir tentang alternatif yang mungkiin ke arah suatu tindakan.
  • Agresi 
Aspek yang lain tentang pembangunan sosial yang patut mendapat perhatian adalah agresi. Para guru dan orang tua mempunyai kaitan dengan perilaku yang agresif dengan anak-anak. Hasil dari studi menunjukkan bahwa perilaku yang agresif di kelas dapat dikurangi dengan menyediakan bahan-bahan, ruang yang cukup sedemikian sehingga anak-anak tidak mempunyai alasan untuk bersain antara anak yang satu dengan anak yang lain. Penting pula bagi anak untuk meniru model perilaku saling bekerja sama, mendiskusikan dan menunjukkan solusi ke permasalahan yang lain selain dari agresi, bukan hanya mengalihkan agresi ke benda mati.
  • Identifikasi Peran Seks 
Identifikasi peran seks merupakan hal penting lain dalam pembangunan sosial. Setelah anak berumur sekitar tujuh tahun, anak-anak nampak tumbuh lebih sedikit kaku dalam pikiran mereka tentang peran seks, hal ini disebabkan mungkin karena mereka merasa lebih aman tentang identitas seksual mereka sendiri. Para guru akan menginginkan struktur kelas dan aktivitas yang sedemikian sehingga kedua-duanya baik anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai dorongan dan peluang yang sama untuk mengambil bagian.

Description: Perkembangan Sosial Anak Usia SD
Rating: 4.5
Reviewer: Jun Junaidi
ItemReviewed: Perkembangan Sosial Anak Usia SD
Jun Junaidi

Penulis:

Judul Perkembangan Sosial Anak Usia SD
Jika ingin menyalin (copy-paste) artikel ini, sertakan link dibawah ini sebagai sumbernya :
 
© Copyright 2010-2011 SD Negeri Satu Kec. Batu Ampar Kab. Kubu Raya All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.