Dalam rangka memprioritaskan program pembangunan pendidikan untuk
peningkatan mutu sumber daya manusia, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus
dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar meluncurkan program pendidikan
layanan khusus. Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Pendidikan Dasar Kemendikbud, Mujito, mengatakan bahwa program
pendidikan khusus dan layanan khusus merupakan layanan pendidikan untuk
daerah terbelakang, terpencil, masyarakat miskin, anak yang masuk
lembaga permasyarakatan dan pekerja anak.
"Saat ini, sasaran kami kali ini adalah untuk pekerja anak dengan
nama program pendidikan layanan khusus," kata Mujito, di Yayasan Al
Himatuzzainiyah, Cakung, Jakarta, Rabu (31/10/2012).
Adapun sasaran yang diprioritaskan adalah anak yang bekerja di
sektor pertanian, anak yang bekerja di perkebunan, anak yang bekerja di
pabrik, anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, anak yang
bekerja sebagai nelayan, anak yang bekerja di jalanan. Pada tahun ini,
sebanyak 1.725 anak dari 25 lokasi kabupaten/kota akan ditarik untuk
kembali sekolah.
Ia menjelaskan bahwa program ini diperuntukkan bagi pekerja anak
melalu berbagai jenjang satuan pendidikan dasar dan tingkat satuan
pendidikan menengah. Tujuan dari program ini sendiri adalah
mengembangkan potensi diri anak agar dapat mewujudkan masa depan yang
lebih baik.
"Anak-anak ini harusnya kan belajar dan bermain bukan bekerja.
Nantinya lewat program ini, kami akan lakukan pendampingan bagi pekerja
anak untuk kembali sekolah," jelas Mujito.
Pendampingan ini dilakukan agar anak-anak siap kembali menuntut
ilmu dan memberi motivasi lagi pada mereka. Ia menjelaskan bahwa selama
setahun anak-anak akan menjalani tahap remedial untuk menyegarkan
ingatan tentang mata pelajaran yang terputus.
"Jadi misalnya putus di kelas empat, kami akan beri pendampingan
sekaligus penyegaran ingatan. Setelah itu baru akan dimasukkan ke
sekolah reguler yang ditunjuk," ujar Mujito.
Selain pendampingan, pihaknya juga akan memberikan bantuan subsidi
dan beasiswa pada anak-anak ini sebesar Rp 1.000.000 per tahun.
Pemberian subsidi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi proses belajar
mengajar, dan perlengkapan sekolah bagi pekerja anak untuk melanjutkan
pendidikan.
Seperti diketahui, saat ini sekitar 1,5 juta anak usia pendidikan
dasar mengalami putus sekolah. Sementara itu, 425.000 tamatan SD/MI
tidak lagi melanjutkan ke SMP dan 211.000 siswa SMP putus sekolah.
Kemudian, sekitar 85 persen dari jumlah tersebut anak-anak ini menjadi
pekerja anak.
Rating: 4.5
Reviewer: Jun Junaidi
ItemReviewed: Jalan Keluar Pendidikan Untuk Pekerja Anak
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mengirimkan komentar