Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat (baca: orang
awam). Sudah menjadi budaya, jurnal ilmiah ditulis dengan bahasa ilmiah untuk
kalangan elit yaitu para ilmuwan yang memahami topiknya.
Kalau sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik ilmuwan, bukan milik masyarakat. Padahal peran utama iptek adalah untuk kemashlahatan penduduk bumi: semua makhluk hidup. Disinilah peran jurnalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat!
Kalau sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik ilmuwan, bukan milik masyarakat. Padahal peran utama iptek adalah untuk kemashlahatan penduduk bumi: semua makhluk hidup. Disinilah peran jurnalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat!
Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti
menulis hasil penelitian dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah mencari sudut
pandang yang unik dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu pembaca awam.
Sebetulnya menulis ilmiah populer mudah. Berbeda dengan menulis cerpen atau
non-fiksi yang memerlukan keratifitas dan imajinasi tinggi. Dalam penulisan
non-fiksi yang terpenting anda mengumpulkan fakta-fakta, menyeleksinya,
menetapkan fokus dan meramu story. Beberapa tips yang dapat membantu dalam
meramu karya ilmiah populer bisa anda ikuti dalam tulisan ini.
Menyusun strategi
sebelum menulis
Think twice before writing, kata Ken Golstein
penulis dari Columbia
School of Journalism. Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum anda
masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya anda harus
memikirkan strategi berikut:
Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
Media apa yang anda
pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)
Gaya penulisan
apa yang paling tepat?
Kira-kira berapa
lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda?
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk ilmiah populer, teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah populer sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan bidang lain.
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk ilmiah populer, teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah populer sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan bidang lain.
Kepada siapa anda menyajikan tulisan?
Seberapa dalam informasi yang akan anda sajikan tergantung siapa
pembacanya. Karya ilmiah populer di koran umum, tentunya lebih isinya lebih
dangkal daripada di majalah scientific misalnya. Sifat tulisan untuk pembaca
umum, lebih mengedepankan unsur entertainment, dibandingkan tulisan untuk
komunitas spesifik (misalnya majalah khusus komputer). Selain dari segi isi,
karya ilmiah populer untuk komunitas spesifik lebih banyak menggunakan
technical jargon. Boleh saja, sebab disini istilah spesifik tidak akan asing
lagi bagi pembacanya.
Media apa yang anda pilih?
Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara penulisannya. Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat menampilkan gambar. Sehingga penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun kelemahan media ini, waktu yang tersedia jauh lebih singkat daripada media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan online. Media online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya dapat merubah alur membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan pembaca kepada fokus yang anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku, karakteristik membaca sifatnya linear. Anda mengarahkan pembaca melalui daftar isi.
Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara penulisannya. Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat menampilkan gambar. Sehingga penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun kelemahan media ini, waktu yang tersedia jauh lebih singkat daripada media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan online. Media online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya dapat merubah alur membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan pembaca kepada fokus yang anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku, karakteristik membaca sifatnya linear. Anda mengarahkan pembaca melalui daftar isi.
Gaya penuturan apa yang paling tepat?
Kerahkan
imajinasi anda. Kira-kira bagaimana anda akan menyampaikan informasi paling
tepat. Apakah dengan gaya reportase, menampilkan sosok yang bercerita, atau
tutorial sifatnya.
Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?
Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada pembaca majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak aktual lagi? Umumnya pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang sudah bertumpuk selama setahun lamanya. Semakin sedikit waktu yang tersedia, informasi yang anda sajikan semakin pendek dan harus cepat menuju sasaran.
Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada pembaca majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak aktual lagi? Umumnya pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang sudah bertumpuk selama setahun lamanya. Semakin sedikit waktu yang tersedia, informasi yang anda sajikan semakin pendek dan harus cepat menuju sasaran.
Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik
Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk
pembaca awam. Bukan expert yang memang berkecimpung di bidangnya. Posisikan diri anda pada pembaca. Pikirkan, mengapa anda perlu membagi
ilmu anda? Apa
yang membuat pembaca dapat tertarik dengan tulisan anda? Beberapa cara
menggelitik motivasi pembaca:
Mengaitkan dengan kondisi aktual
Cth.: Masih segar dalam ingatan kita ketika
beberapa waktu yang lalu, Kementrian Komunikasi dan bersama-sama dengan
komunitas telematika Indonesia meluncurkan satu konsep bulan telematika ICT
(Information and Communication Technology) month yang akan jatuh pada bulan
Agustus 2003. Tujuan utamanya adalah usaha sosialisasi aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi
aktual. Sebagian pembaca mungkin pernah mendengar konsep bulan telematika yang
sedang aktual. Tapi apa sebenarnya di balik konsep itu? Nah dari kondisi aktual
inilah penulis membidik pembaca.
Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari
Cth.: Sebenarnya menangis saat
mengupas/memotong/mengiris bawang bisa menyehatkan mata. Beberapa pakar
percaya, air mata yang keluar karena rangsangan hawa bawang membersihkan mata
dan kelopaknya dari debu dan kuman. Keluarnya air mata ini membuat mata bening
dan berbinar. pikiran-rakyat, Tak cengeng saat mengupas bawang Febdian Rusydi
Contoh diatas bernuansa entertainment,
artinya topik yang dipilih mudah dicerna, membacanya bersifat refreshing. Mudah
dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari. Siapa yang tidak
pernah merasakan perihnya memotong bawang? Lain halnya dengan tulisan ilmiah
hasil penelitian kandungan bawang berikut metodenya. Siapa peduli membacanya?
Ilmiah populer yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari membuat pembaca
merasa sedikit lebih clever setelah membacanya. Merasa puas mengerti apa yang
terjadi disekitarnya. Dengan cara ini pembaca awam menjadi akrab dengan ilmu di
luar spesialisasinya.
Menyajikan value added
Cth.: Nama baik & nilai sebuah dotcom
bisa jatuh bahkan menjadi tidak berharga jika dotcom di bobol. Dalam kondisi
ini, para hacker di harapkan bisa menjadi konsultan keamanan bagi para
dotcommers tersebut – karena SDM pihak kepolisian & aparat keamanan Indonesia
amat sangat lemah & menyedihkan di bidang Teknologi Informasi &
Internet. Apa boleh buat cybersquad, cyberpatrol swasta barangkali perlu di
budayakan untuk survival dotcommers Indonesia di Internet.
IlmuKomputer.com, Belajar menjadi Hacker, Onno W. Purbo
IlmuKomputer.com, Belajar menjadi Hacker, Onno W. Purbo
Bagi sebagian pembaca awam, hacker suatu dosa
berat. Tapi penulis memilih sudut pandang yang unik: belajar hacker itu penting
untuk keamanan. Dengan penyajian ini, pembaca merasa perlu belajar ilmu si
penulis: ada value added dari topik yang disajikan!
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru
Teknologi ini mula-mula dipraktekan di negara
yang terkenal dengan budaya gourmet alias Perancis. Akhir-akhir ini banyak
berkembang di Jerman. Bagaimana tidak, kompor dengan teknologi induksi banyak
membawa keuntungan. Panasnya cepat, mudah diatur. Dan yang paling menentukan,
permukaan kompor dari bahan keramik ini tidak panas sama sekali. Hanya isi
panci anda yang menjadi panas! Amazing bukan? Tidak seperti kompor listrik,
dengan teknologi induksi ini panas tidak terjadi pada permukaan kompor,
melaikan dalam panci itu sendiri. Kochen mit Induktion, Anja Anja Arp, Servize
Zeit wdr.
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta
mengaitkan dengan kebutuhan masyarakat adalah salah satu tugas penulisan ilmiah
populer. Dengan memperkenalkan iptek, tingkat acceptance iptek itu sendiri
semakin bertambah di kalangan masayarakat. Tidak harus melulu, kebutuhan
sehari-hari, contoh lain sejenis misalnya manfaat penggunaan software SAP untuk
bidang bisnis, teknologi baru operasi dengan laser di rumah sakit, dsb.
Dengan contoh-contoh diatas anda memahami
perbedaan menyolok antara karya ilmiah dan ilmiah populer. Ilmiah populer
seringkali mengangkat topik yang berkaitan dengan masyarakat awam.
Meramu karya ilmiah populer
Setelah mendapatkan topik yang pas dan
bahan-bahan sudah terkumpul, tahap berikutnya meramu bahan-bahan menjadi
tulisan yang menarik. Bagaimana memulai menulisnya? Terkadang tulisan mengalir,
bila anda memposisikan diri anda pada pembaca: seorang professor, ibu rumah
tangga, manajer, politikus, mahasiswa, atau apa saja. Pikirkan apa yang
kira-kira apa yang diperlukan pembaca, pertanyaan apa yang akan mereka ajukan.
Leading
Struktur klasik karya ilmiah (skripsi,
disertasi atau laporan penelitian) biasanya diawali 20% pembukaan (hasil
penelitian aktual, problematika aktual), 60% inti isi tulisan (metode
penelitian, pemecahan permasalahan), barulah 20% terakhir kesimpulan atau
masukan untuk penelitian ke depan. Seringkali karya ilmiah berhenti pada hasil
penelitian atau pada ilmu itu sendiri.
Tidak demikian halnya dengan sebuah karya
ilmiah populer. Tulisan jenis ini mencoba mengail minat pembaca dari sejak awal
tulisan. Siapa peduli dengan problematika penelitian dan stand terakhir
penelitian. Yang penting pembaca mengetahui, apa pentingnya tulisan ini bagi
saya.
Oleh karena itu, leading (pembukaan) sebuah
karya ilmiah populer harus merangsang motivasi pembaca. Leading memuat
informasi singkat apa isi tulisan, tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya.
Setelah membaca leading seharusnya masih tersisa sejumlah pertanyaan yang
memotivasi pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh tulisan.
Pemaparan informasi
Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus
fokus, sesuai dengan tema yang disitir dalam leading. Buat alur yang menarik,
sehingga pembaca mau mengikuti paragraf demi paragraf sampai selesai. Ada beberapa cara
pemaparan yang baik
Haruskah alur berbentuk piramida
terbalik?
Alur piramida terbalik berarti dimulai dari
informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya,
pembaca cepat mendapat informasi utama. Biasanya model ini dipakai untuk
penulisan hard news (berita singkat). Namun untuk tulisan karya ilmiah yang
komplex dan panjang belum tentu model ini bisa dipakai. Sebab terkesan membosankan.
Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup dengan
paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih
lanjut.
Merubah numerasi dan pembagian bab
Anda pasti mengenal struktur klasik sebuah
karya ilmiah: bab utama, sub bab, dst. Atau struktur tulisan dengan pembagian
A, A.1, A.2, dst. Pembagian struktur seperti ini terasa sangat kaku bila anda
gunakan dalam karya ilmiah populer. Namun harus diingat,
untuk tulisan yang cukup komplex pembagian struktur seperti itu sangat
membantu.
Gunakan kekuatan
kata-kata atau teks untuk memperjelas struktur tulisan. Misalnya pada bab utama
anda tuliskan rangkuman informasi yang mewakili sub-sub bab selanjutnya.
Barulah sub-sub bab memuat detail informasi. Gunakan juga karakter tulisan yang
berbeda, misalnya bold atau besar huruf untuk menandakan sub kapitel. Dengan
begitu penggunaan abjad atau numerasi yang terasa kaku bisa dihindari.
Alur kronologis
Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu:
jam, hari, bulan atau tahunan. Disini patokan waktu explisit tercantum.
Contohnya: Karya ilmiah populer tentang pertumbuhan tanaman selama empat musim.
Informasi disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis musim.
Alur proses
Mirip dengan alur kronologis. Disini alur
mengikuti proses-proses yang berurutan. Contohnya: tutorial software,
Deduksi
Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada
deduksi, memulai alur penjelasan dari hal yang umum menuju hal yang khusus.
Contohnya: kebijakan pemerintah dalam masalah anggaran penelitian dan dampaknya
bagi reset bidang teknologi kimia.
Induksi
Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari
informasi atau fakta-fakta khusus untuk menentukan kesimpulan yang berlaku
umum. Dalam journalimus induksi dapat berupa penjelasan, anekdot atau analogi
yang menggambarkan prinsip umum. Contohnya: beberapa contoh dan fakta kerusakan
lingkungan. Dari sini dapat diambil kesimpulan kebijakan politik yang harus
diambil dalam rangka pelestarian lingkungan.
Reportase
Dengan jenis
pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam, lihat atau rasakan
dari tempat kejadian. Dengan penuturan yang baik, pembaca akan merasa live di
tempat kejadian. Sebuah reportase tidak harus menceritakan kejadian dari awal
sampai akhir. Seringkali
diambil fokus tertentu yang diangkat ke permukaan. Contoh ilmiah populer
berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi
kejadian alam, reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.
Problematika penggunaan jargon
Seberapa jauh penulis bebas menggunakan
jargon? Gunakan seperlunya secara tepat. Anda bisa memberikan definisi,
terjemahan, atau penjelasan. Sering juga istilah-istilah asing justru lebih
singkat, padat dan tepat. Namun anda harus berhati-hati terlalu banyak akan
menyulitkan pembaca. Semuanya bergantung dimana dan untuk
siapa tulisan akan anda sajikan.
Menggunakan Defisini
Foodborne disease adalah penyakit yang timbul
dari pencernaan dan penyerapan makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh
manusia. Penyakit ini erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Jika tidak
memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan, maka merugikan manusia.
Makanan yang berasal baik dari hewan atau tumbuhan dapat berperan sebagai media
pembawa mikroorganisma penyebab penyakit pada manusia.
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
Dalam tulisan diatas foodborne disease adalah
istilah baku
yang sulit dibuang. Penggunaan istilah spesifik ini lebih ringkas dan juga
tepat. Definisi cukup diberi sekali diawal.
Menggunakan Terjemahan
Bila tidak terlalu rumit, anda cukup
memberikan terjemahan dalam kurung:
Beberapa obat-obatan yang termasuk didalamnya
adalah antibiotika, antihistamin (anti alergi), analgetik (penghilang rasa
nyeri), antipiretik (obat penurun panas), antitusif (obat batuk), dan lain-lain.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
Mencari padanan jargon dalam bahasa Indonesia
yang singkat dan padat tidak selalu berhasil. Dalam kasus ini, bila tidak ada
padanannya gunakan istilah aslinya, dengan penjelasan, definisi. Dapatkah anda
membayangkan seandainya perintah dan menu Word ditulis dalam versi Indonesia?
Banyak juga jargon yang sudah diterjemahkan
dalam bahasa indonesia.
Dalam dunia komputer misalnya: software (perangkat lunak), network (jaringan),
application (aplikasi), computing (komputasi), dsb. Untuk tips, banyak-banyak
membaca tulisan ilmiah populer dari jenis yang sama. Disitu anda mendapatkan
feeling jargon apa saja yang sering digunakan atau memang belum ada padanannya.
Bila definisi dan terjemahan tidak
cukup
Tidak selamanya terjemahan atau definisi
dapat memperjelas. Seperti kata layer yang berarti lapisan dalam konteks
tutorial Photoshop:
Berikutnya anda akan belajar menggunakan
layer untuk membuat gambar kota
tua berlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Pembaca paham layer berarti lapisan. Tapi
pembaca yang sama sekali buta software Photoshop akan kesulitan. Oleh karena
itu, bukan terjemahan dan definisi yang diperlukan. Tapi berikan analogi diluar
dunia Photoshop yang mudah dimengerti:
Anda dapat menganalogikan prinsip kerja layer
dengan tumpukan lembar transparensi. Dengan step diatas Anda membuat lembar
transparensi gambar kota
tua dengan langit kosong (transparensi 1) dan transparensi bergambar langit
biru (transparensi 2). Bila anda menumpuk transparensi 1 dan 2 (dengan susunan
trasnparensi 2 paling bawah) maka akan menghasilkan gambar kota tua berlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Istilah asing: bila lebih mudah
diingat, gunakan!
Tulisan yang sukses biasanya justru pendek,
terbatasi secara tegas dan sangat fokus. ''Less is more,'' lagi-lagi kata
Hemingway. Umumnya tulisan yang baik hanya mengatakan satu hal.
Penaindonesia.com, Seperti tarian burung camar, Farid Gaban
Penaindonesia.com, Seperti tarian burung camar, Farid Gaban
Less is more, kalimat pendek dan mudah
diingat. Bila diterjemahkan ke dalam Indonesia “sedikit justru
sebetulnya lebih banyak” gregetnya kurang! Namun jangan juga terlalu mubazir
dalam penggunaan bahasa asing.
Istilah asing: bila tak perlu,
tinggalkan!
Penggunaan istilah asing yang rumit dalam
satu paragraf, akan mengganggu kenyamanan pembaca. Ingat: Writing is giving
service! Seperti soto dengan banyak „ranjau“ rempah-rempah daun salam, laus,
jahe, daun jeruk. Anda akan terhenti menikmati soto karena harus menyisihkan
rempah! Jangan pernah berpikir: menggunakan istilah asing agar terlihat elit!
Justru efek sebaliknya yang akan anda dapatkan.
Kadang-kadang pada suatu masa yang sama, dua
orang pahlawan muncul secara bersamaan, pada bidang yang sama, tapi dengan
molaritas heroisme yang relatif berbeda. Salah satu diantara keduanya biasanya
mengalami proses iconisasi atau simbolisasi, dimana ia dianggap sebagai simbol
dari epoch dan genrenya. Namun pada community yang sudah dewasa dan matang,
proses iconisasi itu biasanya tidak berlanjut dengan proses sakralisasi.
Kata-kata yang bergaris bawah diatas sudah
„di indonesiakan“. Namun pembaca tersandung-sandung mencerna alinea diatas.
Dijamin, pembaca harus membacanya minimal dua kali hingga memahami. Sering ya,
kita temukan istilah asing yang berlebihan.
Bila memang efisien, padukan dengan
gambar
A picture tells thousand words, demikian kata
pepatah. Seringkali kali gambar atau grafik lebih mudah dicerna daripada
rangkaian kata-kata. Tapi perlu diingat, gambar saja tidak cukup harus disertai
keterangan yang jelas. Contoh ini berlaku misalnya untuk tutorial. Gunakan
scrennshot menu-menu software untuk memperjelas perintah.
Problematika angka
Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah
lumrah. Terutama untuk menunjukan akurasi atau memperkuat argumentasi. Sama
dengan penggunaan istilah asing atau jargon. Pencantuman angka cukup
seperlunya. Bila terlalu banyak, perhatian pembaca akan tertuju pada angka dengan
demikian kenyamanan membaca menjadi berkurang.
Angka sebagai penguat informasi
Cth.: Saat suhu udara mulai menghangat
mulailah jenis bakteri ini berkembang dengan pesatnya. Terlebih lagi bila ia
berkembang pada jenis makanan tertentu yang memang rawan salmonella, yaitu
makanan yang mengandung protein tinggi. Bila kondisinya sangat menunjang,
bakteri ini akan membelah diri setiap 20 menit sekali, satu bakteri akan
berkembang dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.
Pencantuman angka disini memberi gambaran
jelas: bakteri Salmonella pada makanan dapat bekembang demikian pesatnya.
Angka saja tidak cukup: perlu
keterangan lanjut
Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi
pada kecepatan 50km/h. Sedangkan pada kecepatan 200 km/h lebih sedikit.
Tanpa keterangan lebih lanjut, angka-angka
diatas terlihat sepintas tidak masuk akal. Mengapa justru dengan kecepatan
tinggi lebih jarang terjadi kecelakaan? Jawaban logisnya terletak pada
penjelasan, bahwa jarang kendaraan berkecepatan 200km/h, sehingga lebih jarang
terjadi kecelakaan. Namun sayangnya dalam tulisan itu tidak ada sama sekali.
Sama seperti contoh berikut:
Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah penerima
hadiah Nobel bidang biologi dari kalangan wanita meningkat 50 %.
Angka di atas tidak menunjukan data yang
akurat. Bisa saja lima
tahun terakhir jumlahnya ada 4 wanita dan tahun ini menjadi 6 (hanya penambahan
2 orang).
Pencantuman angka yang tidak perlu
Banyak penulis menyangka pencantuman angka
selalu memberi kesan kompeten! Sekali lagi pertimbangkan baik-baik: apakah
pencantuman angka memberi nilai informasi plus atau tidak. Ingat, Less is more,
kata Hemingway. Angka berlebihan hanya akan mengganggu kenyamanan membaca.
Cth.: Belum jelas terbukti apa penyebab over
stimulasi ovarium atau dikenal dengan istilah OHSS (Ovarian Hyperstimulation
Syndrom). Dikatakan kondisi kritis bagi pasien bila terdeteksi hematokrit (>
43), pembengkakan ovarium (> 12 cm), dst …
Bagi dokter angka-angka diatas penting untuk
menegakkan diagnosa OHSS kritis. Tapi bagi pasien apa artinya? Sebab, pembaca
tidak mengetahui berapa kekentalan darah (hematokrit) yang normal, atau berapa
besar ovarium dalam kondisi normal. Untuk membuat brosur kesehatan bagi pasien,
lebih penting menerangkan simptom yang dirasa pasien. Dan tidak melulu
angka-angka pengukur.
Rating: 4.5
Reviewer: Jun Junaidi
ItemReviewed: TIPS PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH POPULER