Ketika berbicara tentang kecerdasan, setidaknya hal ini terkait dengan
sistem pendidikan. Untuk melihat sistem pendidikan negara kita, kita perlu
melihat sejarah. Tak salah kata Bung Karno: jangan sekali-sekali melupakan
sejarah! Dalam dunia pendidikan juga.
Sistem pendidikan (juga hukum) kita selama ini banyak mengadopsi dari sistem
barat. Ketika Belanda mendirikan lembaga pendidikan, langsung atau tidak
langsung membawa budaya dan nilai Eropa. Di Indonesia nilai tersebut ada yang
bisa diadopi, juga ada yang perlu ditolak. Hal ini dikarenakan perbedaan latar
budaya Indonesia di Asia dengan Bangsa Eropa. Bangsa Eropa, dalam hal
pendidikan lebih menekankan pada kecerdasan intelegensi (IQ). Ini efek dari
kemajuan intelektual di abad pertengahan Eropa. Ketika itu terjadi ‘clash’
antara golongan intelektual vis a vis gereja. Kaum cerdik pandai semisal
Copernicus mengkritik keras kebijakan gereja yang kontra dengan penemuan sains.
Misalnya, dulu gereja menganggap bumi itu datar. Kemudian dibantah oleh
golongan pandai dengan bumi itu bulat. Penemuan ini kemudian menjadi salah satu
pendorong kenapa orang Eropa ramai-ramai menjelajahi samudera ke dunia timur.
Ketika itu terjadi dialektika sains dan agama (gereja). Efeknya kemudian
kecenderungan para intelektual lebih pada otak. Kecerdasan dilihat dari otak.
Terjadi dikotomi yang hebat antara dunia profan dan sakral atau sekuler. Dari
sini kemudian, ketika menduduki wilayah jajahan, para kolonialis itu menerapkan
paradigma kecerdasan intelegensi (IQ).
Makanya di Indonesia, terutama kampus negeri tidak ditekankan pada ajaran
keagamaan. Dari sinilah berkembang terus hingga penjajah hengkang. Para tokoh
pendidikan di Indonesia juga belum bisa mengubah sistem pendidikan di kampus
negeri atau sekolah negeri ke arah pendidikan akhlak. Selama ini hanya
pendidikan keilmuan saja. Tak heran kemudian banyak para intelektual yang
korupsi. Di sini, nilai moralitas keagamaan memainkan peranan penting.
Rating: 4.5
Reviewer: Jun Junaidi
ItemReviewed: Kecerdasan
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mengirimkan komentar